Kamis, 29 September 2016

JARINGAN KOLENKIM

A. PENGERTIAN JARINGAN KOLENKIM
Kolenkim  merupakan  jaringan  penguat/mekanik  dalam  tumbuhan.  Kolenkim  terbentuk dari  sel-sel  memanjang  yang  menyerupai  sel  prokambium  dan  berkembang  dalam stadium awal promeristem. Kolenkim berasal dari meristem dan dari parenkim. Biasanya jaringan  ini  sebagai  penguat  pada  tumbuhan  yang  muda  dan  sedang  tumbuh  dan  pada tumbuhan basah. Dinding sel kolenkim terdiri atas selulosa, sejumlah besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak mengandung lignin. Senyawa pektinnya bersifat hidrofil sehingga dinding kolenkim banyak mengandung air. Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, bagian bunga dan buah, biasanya  terletak dibawah epidermis. Pada  batang, kolenkim  bisa  membentuk  silinder penuh atau tersusun dalam berkas-berkas yang memanjang sejajar sumbu batang (Gambar 1). Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat pula sepanjang tepi daun. Pada akar yang  terkena sinar  matahari  juga  dapat  dijumpai  adanya  kolenkim. Sementara pada  kebanyakan tumbuhan  Monocotyledoneae  tidak dapat dijumpai adanya kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tumbuhan masih muda.Jaringan ini merupakan sel hidup, bersifat plastis dan dapat meregang secara permanen. Bentuk sel sesuai asal, panjang berasal dari meristem dan pendek berasal dari parenkim dengan  ukuran  sel bervariasi.  Dinding  primer  berlapis-lapis,  bergantian  antara  lapisan berpektin banyak  dengan selulosa  sedikit  dan  pektin  sedikit  dengan  selulosa  banyak, dapat juga berlignin dan berubah menjadi sklerenkim. Dan dindingnya memiliki penebalan tidak merata. 


B.CIRI – CIRI JARINGAN KOLENKIM
Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Sel-selnya hidup dengan protoplasma aktif, bentuk sel sedikit memanjang 
  2. Umumnya memiliki dinding dengan penebalan tidak teratur 
  3. Tidak memiliki dinding sel sekunder tetapi memiliki dinding primer  yang lebih tebal daripada sel-sel parenkim 
  4. Bentuknya lunak, lentur dan tidak berlignin. 
  5. Isi  sel  dapat  mengandung  kloroplas.  Semakin  sederhana  diferensiasinya semakin  banyak kloroplasnya, sehingga menyerupai parenkim, juga dapat mengandung tanin.
  6. Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin

C.LETAK JARINGAN KOLENKIM
Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, bagian bunga dan buah, biasanya  terletak  dibawah  epidermis.  Pada  batang,   kolenkim  bisa  membentuk  silinder penuh atau tersusun dalam berkas-berkas yang memanjang sejajar sumbu batang (Gambar 1). Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat pula sepanjang tepi daun. Pada akar  yang  terkena sinar  matahari  juga  dapat  dijumpai  adanya  kolenkim. Sementara pada kebanyakan  tumbuhan  Monocotyledoneae  tidak dapat dijumpai adanya kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tumbuhan masih muda.

D.STRUKTUR DAN BENTUK SEL KOLENKIM
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam. Sel dapat berupa prisma pendek atau bisa pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun antara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk peralihan.

Gambar 2. Sel kolenkim

Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang seling, kaya akan selulosa dengan sedikit pektin. Air dalam seluruh dinding sel kurang lebih 67%. Roelofsen (1959) menyatakan bahwa di dalam Petasites, dinding sel kolenkim berisi 45% pektin, 35% hemiselulosa, dan 20% selulosa. Dinding sel kolenkim Petasites ini terdiri atas 7-20 lamela yang bergantian/berseling antara lamela yang mengandung banyak seluosa dan lamela yang mengandung sedikit selulosa. Semakin mendekati lumen sel, selulosanya semakin banyak

E.FUNGSI SEL KOLENKIM
Sel Kolenkim memberikan dukungan struktural. Terutama, mereka melayani bagian tumbuh tanaman, seperti tunas dan daun. Tanaman yang terkena berbagai macam tantangan struktural dan mereka mampu bertahan dari hal-hal seperti hujan lebat, hujan angin, dan tekanan lain karena komposisi selular mereka. Sel Kolenkim berfungsi untuk memberikan dukungan dan mengisi ruang kosong yang akan digunakan untuk pertumbuhan selanjutnya. Sel Kolenkim memiliki dinding sel yang menebal yang memungkinkan mereka untuk memberikan dukungan tambahan ke daerah-daerah di mana mereka ditemukan. Jika tidak ada sel kolenkim, kebanyakan tanaman akan mengalami kerusakan ketika mereka ditiup oleh angin atau ditumbuk oleh hujan karena mereka akan terlalu rapuh. Sel-sel kolenkim melindungi tanaman dengan melayani sebagai kerangka bagian dalam, sangat mirip yang tulang lakukan bagi manusia dan hewan lainnya.

F.TIPE – TIPE KOLENKIM
Berdasarkan tipe – tipe penebalan dindingnya, kolenkim dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :

  • Kolenkim  angular  (kolenkim  sudut)

Penebalan  dinding  terdapat  pada  sudut  sel  dan memanjang mengikuti sumbu sel. Contohnya pada tangkai daun  Vitis sp,  Begonia sp, Solanum tuberosum dan Atropa belladonna.

Gambar 3. Kolenkim tipe angular pada batang Cucurbita sp

  • Kolenkim lamelar (kolenkim lempeng)

Penebalan dinding sel terutama pada dinding tangensial  (sejajar  permukaan  organ)  sehingga  pada irisan  melintang  terlihat  seperti papan  yang  berderet-deret.  Contonhya  pada  korteks  batang Sembucus  javanica dan Sambucus nigra
Gambar 4. Kolenkim tipe lamellar pada batang Sambucus sp

  • Kolenkim tubular (lakunar)

Penebalan dinding sel terdapat pada bagian dinding sel yang  menghadap  ruang  antar  sel. Contohnya  pada  tangkai  daun  Salvia,  Malva dan Althaea.

  • Kolenkim cincin

pada  penampang  lintang  lumen  sel  berbentuk  lingkaran  atau seperti lingkaran. Pada waktu menjelang dewasa terlihat bahwakarena pada tipe sudut penebalan bersambungan pada dinding sel maka lumen tidak menyudut lagi. Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma. Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.

G.STRUKTUR KOLENKIM SEHUBUNGAN DENGAN FUNGSI
Kolenkim tampaknya beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh.Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk berkembang, namun penebalan itu bersifat plastis dan mampu meluas. Sebab itu, penebalannya tidak menghalangi pemanjangan batang atau daun. Pada perkembangan selanjutnya, kolenkim dapat tetap bertahan sebagai jaringan penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan pada batang beberapa tumbuhan basah) jika bagian organ tempat kolenkim berada tidak membentuk sklerenkim. Dalam bagian tanaman yang sedang berkembang dan terdedah kepada tekanan mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada ranting), maka penebalan dinding terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih awal serta dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan bagian tanaman yang tidak terpengaruh tekanan seperti itu.
            Kolenkim dewasa merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel panjang yang saling timpa (dapat mencapai panjang sampai 2 mm) dengan dinding tebal tidak berlignin. Pada tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras atau berlignin serta berubah menjadi sel sklerenkim.





















KALIBRASI TERMOMETER

  • Definisi Kalibrasi
Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubunganantara nilai yang ditunjukkan oleh instrument ukur atau sistem pengukuran , atau nilaiyang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalahkegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur danbahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang sudah memenuhistandar nasional maupun internasional.
  • Tujuan dan Manfaat Kalibrasi
Tujuan Kalibrasi adalah :
  1. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupuninternasional.
  2. Untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapatdikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasionaldan internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.
Sedangkan manfaat dari kalibrasi adalah sebagai berikut:
  1. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai denganspesifikasinya.
  2. Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industry pada peralatanlaboratorium dan produksi yang dimiliki
  • Metode Kalibrasi.
  1. Metode standar yang dipublikasikan secara nasional, regional, atau internasional : Laboratorium menjamin bahwa standar yang digunakan adalah edisi mutakhir yangberlaku. Bila perlu standar harus dilengkapi dengan rincian tambahan untuk menjaminpenerapan yang konsisten. Penggunaan standar nasional, regional, atau internasional yangberisi informasi yang cukup dan ringkas untuk melakukan pengujian dan tidak perlu ditambah atau ditulis ulang sebagaimana prosedur internal, sehingga dapat digunakanoleh analisis yang bersangkutan. Selain itu, saat penerapan terkadang diperlukandokumen tambahan untuk langkah-langkah yang lebih detail dalam rincian tahapanmetode. Contoh metode yang dipublikasikan oleh badan standar nasional atauinternasional seperti SNI,ISO,ASTM, dll
  2. Metode terpublikasi : Metode terpublikasi adalah metode yang dikembangkan oleh ilmuwan atau engineersecara individu dan dipublikasikan oleh organisasi teknis yang mempunyai reputasi, ataudari teks, atau jurnal yang relevan, atau dari spesifikasi pabrik pembuat peralatan.Penggunaan metode terpublikasi di laboratorium harus divalidasi terlebih dahulu.
  3. Metode yang dikembangkan sendiri oleh laboratorium : Penggunaan metode yang dikembangkan oleh laboratorium harus merupakankegiatan yang terencana dan harus ditugaskan kepada personel yang ahli. Rencana harusdimutakhirkan saat pengembangan mulai dilakukan dan harus dipastikan adanyakomunikasi yang efektif diantara semua personel yang terlibat. Apabila diperlukanmetode yang tidak dicakup oleh metode buku, hal ini harus mendapat persetujuan danharus mencakup spesifikasi yang jelas.
  • Kalibrasi Termometer
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer Gelas merupakan alat ukur temperature berupa tabung kaca berongga yang tertutup dan berisi cairan tertentu, ditinjau dari bagian-bagiannya, paling tidak ada 3 bagian utama dari termometer ini yaitu:
  1. Bulb : Merupakan tabung gelas tipis yang terdapat pada bagian bawah thermometer
  2. Cairan :Dapat berupa etanol, pentana, dan yang paling lazim adalah merkuri
  3. Steem : Merupakan lubang kaliper dimana tempat cairan akan memuai jika temperature meningkat.
  4. Markings  : Atau yang disebut denga skala. Termometer ini banyak digunakan karena berbagai pertimbangan seperti, harganya yang murah, dapat langsung digunakan atau tidak memerlukan adanya alat bantu, tidak terpengaruh dengan inferferensi tegangan listrik, konduktivitas yang rendah, dll. Namun dibalik beberapa keuntungan tersebut termometer gelas ini juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu mudah pencah, merkuri juga dapat mengkontaminasi, pada saat pengukuran / pengambilan data ada kemungkinan timbul kesalahan paralak, dan masalah yang paling unik adalah ketika kita ingin melakukan kalibrasi ulang terhadap alat ini, harga kalibrasi terkadang lebih mahal dibandingkan dengan harga unit alatnya, dan ini terkadang menjadi pertanyaan atasan kita.
Berikut ini adalah gejala-gejala dimana termometer gelas kita mengalami kerusakan dan harus benar kita perhatikan :
  1. Merkuri putus
  2. adanya benda asing di rongga caliper
  3. Kerusakan pada caliper
Untuk menghindari adanya kerusakan tersebut maka disarankan pada saat penyimpanan kita menhindari hal-hal berikut ini :
  1. Masukkan termometer gelas ke dalam tempatnya yang menyerupai pipa plastik, hal ini untuk menghindari benturan dengan benda lain yang mungkin menyebabkan pecah atau patah.
  2. Letakkan pada posisi honrizontal dan hindari bebar dan tekanan pada bulb.
  3. Hindari getaran dan cegah supaya tidak menggelinding.
  4. Untuk termometer organik, cegah adanya paparan dari sumber cahaya yang menyebabkan kualitas cairan menurun
Termometer Merkuri adalah jenis termometer yang sering digunakan oleh masyarakat awam. Merkuri digunakan pada alat ukur suhu termometer karena koefisien muainya bisa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama.
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan Merkuri di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah Skala Celcius dengan poin 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih. 
Termometer Merkuri pertama kali dibuat oleh Daniel G. Fahrenheit. Peralatan sensor panas ini menggunakan bahan Merkuri dan pipa kaca dengan skala Celsius dan Fahrenheit untuk mengukur suhu. Pada tahun 1742 Anders Celsius mempublikasikan sebuah buku berjudul “Penemuan Skala Temperatur Celsius” yang diantara isinya menjelaskan metoda kalibrasi alat termometer seperti dibawah ini:
  1. Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku air.
  2. Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
  3. Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.
Sampai saat ini tiga poin kalibrasi diatas masih digunakan untuk mencari rata-rata skala Celsius pada Termometer Merkuri. Poin-poin tersebut tidak dapat dijadikan metoda kalibrasi yang akurat karena titik didih dan titik beku air berbeda-beda seiring beda tekanan.
Cara Kerja :
  1. sebelum terjadi perubahan suhu, volume Merkuri berada pada kondisi awal.
  2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon Merkuri dengan perubahan volume.
  3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu menurun.
  4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.