Minggu, 02 Oktober 2016

PAPER : STRUKTUR DAN FISIOLOGI DAUN KAHITUTAN (Daun si Kentut)

STRUKTUR DAN FISIOLOGI DAUN KAHITUTAN 
(DAUN SI KENTUT)
PENDAHULUAN
Fisiologi mempunyai arti yaitu suatu ilmu yang mempelajari fungsi, proses, dan aktifitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Sedangkan Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Dengan mempelajari fisiologi tumbuhan, kita akan dapat lebih memahami bagaimana sinar matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk menghasikan karbohidrat dari bahan baku anorganik berupa air dan karbondioksida, mengapa tumbuhan membutuhkan banyak air, bagaimana biji berkecambah, mangapa tumbuhan layu jika kekeringan dan berbagai macam gejala lainnya yang ditampakkan oleh tumbuhan.
Organisme yang menjadi sasaran dalam kajian fisiologi tumbuhan meliputi semua jenis tumbuhan, dari tumbuhan satu sel seperti halnya bakteri hingga pada tumbuhan tingkat tinggi. bila dikaitkan dengan 5 kelompok organisme berdasarkan klasifikasi yang baku, maka fisiologi tumbuhan mengkaji tentang metabolisme pada organisme yang tergolong monera, sebagian protista (yakni beberapa jenis ganggang dan lumut), fungi (jamur), dan plantae. walaupun demikian pada kenyataannya yang menjadi sasaran utama ahli fisiologi tumbuhan adalah organisme dari kelompok plantae, terutama ganggang hijau, tumbuhan berdaun jarum, monokotil dan dikotil.
Fisiologi Tumbuhan sendiri memiliki beberapa manfaat yakni untuk menjabarkan serta menjelaskan proses – proses penting yang terjadi pada tumbuhan misalnya fotosintesis, respirasi, traspirasi, asimilasi, pengangkutan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan lain sebagainya. Fisiologi tumbuhan juga berfungsi menjabarkan dan menjelaskan fungsi setiap jenis organ, jaringan, sel, dan organel seluler dalam tumbuhan. Misalnya saja stomata mempunyai fungsi sebagai sel untuk fotosintesis dan lain sebagainya.  Fisiologi tumbuhan menjabarkan dan menjelaskan bagaimana proses – proses dan fungsi – fungsi diatas terhadap  perubahan lingkungan.misalnya saja proses respon tanaman terhadap rangsang atau yang sering disebut dengan gerak tropisme pada tanaman, kemudian pengaruh siang dan malam atau yang sering kita sebut dengan fotoperiodisme dan respon tumbuhan terhadap cekaman lingkungan atau perubahan lingkunganan.
Di lingkungan kita terdapat banyak sekali benda – benda disekitar kita namun tidak semua benda yang ada di lingkungaan kita tersebut dapat dikatakan sebagai benda hidup. Disebut benda hidup karena mempunyai ciri yaitu benda hidup dapat bergerak dengan alat gerak, benda hidup memiliki kemampuan untuk berespirasi, benda hidup dapat melakukan perkembangbiakan, benda hidup mampu untuk bertumbuh besar dan tinggi, dan lain sebagainya. Sedangkan benda tak hidup memiliki ciri – ciri yaitu benda mati tidak dapat bergerak (hanya dapat berpindah tempat jika digeser atau dipindahkan ketempat lain), tidak mampu berkembang biak dan lain sebagainya Benda hidup atau makhluk hidup dapat digolongkan lagi menjadi beberapa misalnya tumbuhan dan hewan. Suatu benda hidup dapat digolongkan sebagai tumbuhan karena mempunyai beberapa ciri – ciri sebagai berikut :
Dapat memproduksi makanannya sendiri
Ukuran tubuh tumbuhan tidak dibatasi
Mampu tumbuh dan berkembangsepanjang hidupnya
Tumbuhan tidak mampu bergerak
Mampu membuat senyawa karbon yang diperlukan dari karbon dioksida (fotosintesis)
Prose pengangkutan air tanpa melalui bantuan alat pemompa
Mengembangkan proses metabolisme khusus untuk mengkonversi elemen anorganik
Proses pertumbuhan serta perkembangan dikontrol oleh keterpaduan biokimia dan

Fisiologi
Dan benda hidup atau makhluk hidup dapat digolongkan sebagai hewan karena mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

  • Dapat melakukan pergerakan atau dapat berpindah tempat dengan alat gerak
  • Mempunyai ukuran tubuh yang dibatasi agar dapat beroprasi dengan baik
  • Tidak mampu membuat bahan organiknya / makanannya sendiri
  • Mengkonversi senyawa karbon dan mendaurnya seefisien mungkindi dalam tubuh
  • Proses pengangkutan melalui bantuan alat pemompa
  • Berkembang menuju suatu keadaan yang mantap untuk jangka waktu yang lama
  • Dalam mekanisme oprasinya hewan memerlukan syaraf untuk mengontrol gerak yang tepat dan tetap.


PERMASALAHAN
Tumbuhan merupakan organisme eukariota multseluler yang tergolong ke dalam kerajaan plantae. Tumbuhan memiliki fungsi serta peranan yang berbeda-beda. Salah satu nya seperti tumbuhan daun kahitutan atau biasa dikenal dengan daun si kentut. Banyak masyarakat yang menganggap tanaman ini sebagai tanaman yang menjijikkan karena tanaman ini memiliki bau yang khas dan tak sedap. Banyak dari masyarakat yang tidak mengenal jenis tanaman ini. Tanaman ini juga jarang di tanam oleh masyarakat. Dan biasa tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar, tebing-tebing sungai, dan juga hutan. Tapi siapa sangka tumbuhan ini mempunyai khasiat atau kegunaan yang luar biasa. Tetapi banyak masyarakat yang tidak mengetahui hal ini. Karena mereka menganggap tumbuhan ini adalah tumbuhan liar dan berbau.
Tanaman ini sangat berbeda dengan tanaman yang lainnya. Bau dari tanaman ini menjadi salah satu ciri pembeda dari tanaman ini. Mungkin karena bau nya yang tidak sedap, banyak orang yang menganggap tanaman ini adalah tanaman beracun. Tetapi mengapa tanaman ini berbeda dengan tanaman lain dan memiliki bau yang tidak sedap. Pastilah tanaman ini mempunyai struktur dan fisiologi yang berbeda sehingga tanaman ini memiliki bau yang tidak sedap. Maka dari itu, penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan dan khasiat tanaman daun si kentut ini. Serta untuk mengetahui fisiologi dan struktur penyusun sel tanaman daun si kentut ini.

ISI
Tanaman ini atau tepatnya daun tanaman sembukan  ini memiliki bau yang sangat khas yaitu menyerupai bau kentut. Tanaman Sembukan atau kalau dikampung namanya godhong entut-entutan (Paederia foetida L.) atau nama daerah lain: Daun kentut; Kahitutan; Kasembukan; Bintaos; Gumi siki; Sembukan; Simbukan merupakan tanaman semak, semusim.Tumbuh liar di pagar dan tebing sungai pada ketinggian 1-1000 m dpl. Paederia foetida atau Simbukan tumbuh subur di daerah yang lembab , dan mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan bervariasi baik kelembaban ,suhu , maupun salinitasnya. Karena pertumbuhannya yang sangat cepat di berbagai kondisi lingkungan maka seringkali Paederia foetida atau Simbukan menjadi gulma di areal pertanian.
Tanaman Sembukan ini tumbuh membelit, dengan panjang ± 10 m. Batang tanaman massif, beruas, beralur, masih muda halus setelah tua kasar, diameter 2-5 mm, dari buku-buku dapat tumbuh akar, warna akar coklat. Daun tanaman termasuk daun tunggal, berhadapan,bentuk dau telur, dengan panjang 5-9 cm, tepi daun rata, ujung daun runcing,pangkal berlekuk, berambut, petulangan menyirip, tangkai daun bulat, berbulu,panjang 3-5 cm, diameter ± 2 mm, warna daun hijau.
Tanaman sembukan berbunga majemuk, bentuk mulai, dengan panjang 5-9 mm kelopak bunga segitiga, benang sari melekat pada tabungbakal buah 2 ruang, bakal biji satu, kepala putik dua, bentuk benang, sering membelit, tabung mahkota bagian dalam berambut, bentuk kait, gundul, putih, mahkota panjang 10-12 mm, berbulu halus, dan warna bunga halus, dan warna bunga ungu. Buah pada sembukan batu, bentuk bulat, berkilat, diameter 4-6 mm, dan warna buahkuning. Perakaran pada tanaman sembukan tunggang dan warna akar coklat
Tanaman sembukan ini mengandung metil merkaptan, yang menyebabkan daun ini memiliki bau yang tidak sedap. Mengutip pendapat seorang pemerhati tanaman obat tradisional, pasien terapi penyinaran  sebaiknya dianjurkan untuk minum rebusan herba ini, agar jumlah sel darah putih tidak menurun. Khasiat sembukan berasal dari kandungan kimia yang dimilikinya, menurut telaahan farmakolog yakni asperuloside, deasetilas, peruloside, paederoside, scanderoside, asam paederosidic dan arbutin. Daun sembukan juga mengandung gamma sitosterol, asam olea-nolik dan minyak asiri. 
Sembukan juga punya efek analgetik (menghilangkan rasa sakit), karminatif (peluruh kentut), diuretik (peluruh kencing), mukalitik (peluruh dahak), stomatik (penambah nafsu makan), ekspektoran (stop batuk), antipiretik (menghilangkan demam), antibiotik, antiradang, antiracun serta melancarkan aliran darah dan aliran energi vital.
Sedangkan efek analgetiknya berkhasiat menghilangkan nyeri sesudah operasi, nyeri syaraf, reumatik, keseleo, patah tulang, terbentur serta nyeri akibat kolik pada usus, empedu dan ginjal. Berikut adalah gangguan kesehatan yang bisa diatasi dengan herba tersebut. Yakni konsumsilah daun sembukan, setidak-tidaknya dua kali seminggu dengan cara yang disukai. Bisa juga dengan meminum air perasan daun, dibuat campuran sayur maupun dilalap.
Sifat Kimiawi daun kahitutan: 
Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui yaitu :
Batang dan daunnya mengandung :
Asperuloside
Deacetylasperuloside
Scandoside
Paederosid
paederosidic acid
gamasitosterol
arbutin
oleanolic acid
minyak menguap.

PENUTUP
Meski memiliki bau tak sedap yaitu menyerupai bau kentut, namun daun sembukan ini menyimpan banyak khasiat dan efek yang bermanfaat yaitu efek analgetik (menghilangkan rasa sakit), karminatif (peluruh kentut), diuretik (peluruh kencing), mukalitik (peluruh dahak), stomatik (penambah nafsu makan), ekspektoran (stop batuk), antipiretik (menghilangkan demam), antibiotik, antiradang, antiracun serta melancarkan aliran darah dan aliran energi vital.
Serangkaian manfaat daun sembukan tersebut sesungguhnya berasal dari kandungan senyawa aktif yang terdapat didalam tubuh tanaman. Senyawa aktif tersebut membuat tanaman memiliki aktifitas biologis. Aktifitas inilah yang memberikan efek kesehatan dalam mekanisme penyembuhan penyakit.

PLANET BUMI DAN SISTEM TATA SURYA

PLANET BUMI

PLANET BUMI
Bumi merupakan salah satu planet dari tata surya kita, dan tak ada satu pun diantara planet-planet dalam tata surya itu yang mempunyai kondisi yang memungkinkan adanya kehidupan seperti dibumi. Bedasarkan jaraknya terhadap matahari, dalam system tata surya, Bumi termasuk  planet  dalam  (planet  inferior)  yang  merupakan  planet  ketiga  setelah  planet Merkurius dan planet Venus. Berdasarkan perbandingan besarnya planet, Bumi termasuk kelompok  planet  minor/planet  terrestrial (Merkurius, Venus,  Bumi,  Mars)  yang  ukuran dan massanya relatif kecil. Planet bumi terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan gas yang disebut atmosfer (kehidupan didominasi oleh manusia), lapisan cair yang disebut hidrosfer (kehidupan oleh ikan) dan lapisan padat yang disebut litosfer (kehidupan oleh sejenis cacing). 
Bumi mempunyai atmosfer yang terdiri dari 78% N2, 21% O2 sedangkan sisanya terdiri dari Argon 0,9%, Karbondioksida 0,03% dan gas-gas mulia termasuk Ozon 0,07%. Permukaan  Bumi  sebagian  besar  tertutup  air  hingga  71%,  komposisi  dalam  bumi merupakan selubung yang sebelah luarnya terdiri dari campuran Silisium dan Aluminium (Si  Al),  yang  sebelah  dalam  terdiri  dari  campuran  Silisium  dan  Magnesium  (Si  Ma). Bagian inti lebih banyak mengandung Nikel dan Ferum. Bumi hanya memiliki satu satelit yaitu Bulan atau Luna. Di Bulan tidak terdapat atmosfer, tekanannya hanya 10 –9 atm.

SISTEM TATA SURYA
Planet-planet beredar  mengelilingi matahari.  Planet planet  tersebut  beredar  dalam  suatu  lintasan  planet yang disebut orbit berbentuk elips. Planet dan benda langit lain dapat tetap beredar di orbitnya karena ada gaya gravitasi matahari. Gaya gravitasi matahari lebih besar daripada gaya gravitasi planet-planet  sehingga planet  tersebut  mengelilingi matahari. Dalam tata surya ada  8  planet,  yaitu  Merkurius,  Venus,  Bumi,  Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Planet-planet beredar  mengelilingi matahari.  Planet planet  tersebut  beredar  dalam  suatu  lintasan  planet yang disebut orbit berbentuk elips. Planet dan benda langit lain dapat tetap beredar di orbitnya karena ada gaya gravitasi matahari. Gaya gravitasi matahari lebih besar daripada gaya gravitasi planet-planet  sehingga planet  tersebut  mengelilingi matahari. Dalam tata surya ada  8 planet,  yaitu  Merkurius,  Venus,  Bumi,  Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Berdasarkan  letak  garis  edarnya, planet-planet dikelompokkan  menjadi  dua,  yaitu planet  dalam dan planet  luar.  Planet  dalam  ialah planet-planet  yang berada  dekat  dengan  matahari.  Ada empat planet  yang tergolong planet dalam, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.  Planet  dalam berukuran  kecil  dan  permukaannya tersusun atas bebatuan. Planet luar terdiri  atas  Yupiter, Saturnus,  Uranus,  dan  Neptunus.  Ukuran planet  luar lebih besar daripada planet dalam. Planet luar tersusun dari gas dan keadaannya sangat dingin karena jauh dari matahari. Akibatnya, gas berubah wujud menjadi cair. 
Lintasan planet mengelilingi matahari disebut orbit. Peredaran planet-planet  mengelilingi matahari disebut revolusi planet. Waktu yang diperlukan planet untuk melakukan satu kali revolusi disebut kala revolusi. Selain berevolusi, planet juga melakukan gerak rotasi. Gerak  rotasi  adalah gerak  berputar  pada  porosnya. Waktu  yang  diperlukan planet  untuk  melakukan  satu kali rotasi disebut kala rotasi.
No Planet Kala Revolusi Kala Rotasi
1. Merkurius 88 hari 59 hari
2. Venus 225 hari 234 hari
3. Bumi 365 hari 24 jam
4. Mars 687 hari 24,6 jam
5. Yupiter 11,86 tahun 10 jam
6. Saturnus 29,5 tahun 10,7 jam
7. Uranus 84 tahun 17 jam
8. Neptunus 165 tahun 16 jam
(Tabel B.1 Kala Revolusi dan Kala Rotasi Planet-planet)

Berikut ini merupakan penjelasan dari planet-planet dalam system tata surya :

1. Merkurius
Merkurius adalah planet terkecil dalam tata surya dan orbitnya terdekat dengan matahari. Merkurius mempunyai lintasan elips (lonjong telur) dengan permukaan yang berlubang-lubang dan tidak memiliki satelit. Merkurius memiliki lapisan atmosfer yang sangat tipis sehingga suhu permukaannya pada siang hari mencapai 430℃. 

2. Venus
Planet terdekat kedua dengan matahari adalah Venus dengan orbitnya yang hampir berbentuk lingkaran. Planet Venus tampak cemerlang di antara bintang-bintang di langit pada waktu fajar sehingga sering disebut sebagai bintang fajar. Venus juga sering disebut bintang senja karena terlihat kemilau di Barat ketika matahari terbenam. Atmosfer  Venus  terdiri  atas  gas  karbondioksida, sedikit hidrogen, nitrogen, dan uap air. Atmosfer Venus dapat menahan  cahaya  matahari  sehingga Venus  kelihatan paling cerah dilihat dari Bumi.

3. Mars
Mars merupakan planet keempat dari matahari. Planet Mars  sering  disebut planet  merah. Warna merah tersebut berasal dari debu yang  banyak  diterbangkan  angin. Keseluruhan permukaan Mars  berupa  padang  pasir  yang  tertutup  oleh  debu dan batuan padat yang berwarna merah-oranye. Atmosfer di Mars terdiri dari gas karbon dioksida dan  nitrogen.  Di planet  tersebut  tidak  ada  air  dan planet itu memiliki 2 satelit atau bulan, yaitu Phobos dan Deimos.

4. Yupiter
Yupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya. Atmosfer  Yupiter  sebagian  besar  terdiri  atas hidrogen dan sisanya helium. Atmosfer di planet, itu sangat tebal sehingga Yupiter itu tampak seperti bola bola gas raksasa. Planet  Yupiter  memiliki  16, satelit  dengan  empat satelit terbesar secara berturut-turut adalah Ganymede, Callisto, Europa, dan Io.

5. Saturnus
Saturnus adalah planet terbesar kedua setelah yupiter. Memiliki 10 satelit/ ciri utamanya adalah cincin tiga serangkai besar yang mengelilinginya. Atmosfernya sangat pekat terdiri dari hidrogen, helium, metana dan Kristal amonia beku.

6. Uranus, Neptunus dan Plulto
Planet ini jauh dari matahari. Uranus diselimuti oleh awan yang tebal sehingga sulit diamati dari bumi.  Planet  Uranus  tampak  berwarna  hijau kebiruan. Atmosfer planet ini tersusun dari hidrogen, helium, dan metana. Neptunus juga dikelilingi oleh cincin debu. Selain itu, Neptunus memiliki bintik hitam. Bintik itu diperkirakan adalah badai raksasa. Seperti halnya Yupiter, Saturnus, dan Uranus, planet itu berupa bola gas raksasa dengan lapisan atmosfer yang  tebal.  Atmosfer  itu  tersusun  dari gas  hidrogen dan helium. Planet Neptunus memiliki 4 cincin dan 11 satelit atau bulan. Satelit yang paling besar adalah Triton.

BUMI DAN SEJARAHNYA
Bumi disebut juga “planet biru” karena tampak berwarna biru apabila dilihat dari luar angkasa. Planet bumi sangat unik dalam Tata Surya karena terdapat  air dalam  tiga fasa  (padat, cair, dan gas) sehingga memiliki  lautan dan  kutub beserta terjadinya  siklus hidrologi (di antaranya hujan) yang berkesinambungan. Di bumi juga berlangsung proses geologis  secara  aktif,  yaitu  terjadinya  daur  (siklus)  geologi yang  menyebabkan permukaan  Bumi  terus  mengalami  perubahan  dan  peremajaan  (rejufenation)  sepanjang waktu (Mulyo,A., 2004: 33)       

Bentuk Bumi
Berbagai bukti telah dikemukakan orang bahwa bentuk Bumi itu bulat. Bukti yang paling mutakhir adalah bentuk Bumi sebagaimana terlihat dari satelit buatan, dan kapal ruang angkasa pada abad ke-20 ini (Hidayat,B., 1978:33). Bukti sejarah menyatakan jika kita berlayar terus ke satu arah, maka kita akan tiba kembali di tempat semula sebagaimana dilakukan oleh Magelhaens tahun 1522. Ini hanya mungkin terjadi bila Bumi bulat. Menurut  Mulyo,A.,(2004:38)  berdasarkan  pengukuran-pengukuran  yang  lebih akurat  menunjukkan  bahwa  Bumi  itu  tidak  bulat  benar-benar  seperti bola,  melainkan menyerupai  oblate  spheroid,  yaitu  agak  pepat  pada  kutub-kutubnya.  Panjang jari-jari kutub 6.356,8 km dan di ekuator 6.378,2 km dengan luas permukaan 510.100.954 km2. Bentuk  seperti  ini  disebut  Geoid.

Asal mula bumi
Pada 1755, filsuf besar Jerman Immanuel kant menyarankan bahwa system tata surya terbentuk dari suatu nebula (yaitu massa gas tipis seperti kabut yang luas). Pada waktu bersamaan naturalis Perancis George Louis Leclerc, comte de Buffon menyatakan bahwa berabad-abad yang lalu matahari berbenturan dengan sebuah komet dan sebagainya, sejumlah besar materi dipaksa menghambur keluar dari matahari. Materi ini kemudian dingin dan berkembang menjadi planet-planet. Tapi ini tidak tepat, karena komet sangat tidak berarti untuk mempengaruhi matahari.

Ciri-ciri fisik bumi
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 km. dengan massa seberat 59.760 milyar ton dan luas permukaan 510 juta km persegi. Jarak antara bumi dengan matahari adalah 149,6 juta km atau 1 AU. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet (magnetosfer) yang melindungi permukaan bumi dari angina matahari, sinar UV dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer. Udara bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% Oksigen, dan 1% uap air, karbodioksida, dan gas lain. Bumi tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel setebal 1.370 km dengan suhu 4.500℃, inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 km, mantel silica setebal 2.800 km membentuk 83% isi bumi, dan terakhir oleh kerak bumi setebal ±85 km.

Lapisan bumi
Menurut jenis dari materinya, lapisan bumi dapat terbagi menjadi :

1. Kerak bumi
Kerak bumi relative tipis kira-kira setebal 30-40 km dibawah benua dan kurang dari 10 km dibawah lautan. Kerak bumi batuan terdiri dari 3 formasi, yaitu batuan gunung berapi yang terbentuk karena terjadinya pergeseran bahan batuan yang semula meleleh, batuan endapan terdiri dari endapan atau pecahan yang berubah menjadi batuan setelah melewati waktu berabad-abad. dan batuan berubah bentuk yang berasal dari batuan gunung berapi dan batuan endapan yang berubah karena perubahan suhu, tekanan, dan faktor-faktor lain yang bekerja didalam kerak bumi.

2. Mantel bumi
Mantel bumi terletak diantar kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium dan silicon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300℃-1500℃ dan suhu pada bagian dalam ±1500℃-3000℃.

3. Inti bumi
Berdasarkan sifat dan materialnya inti bumi dibedakan menjadi lapisan litosfer, astenosfir dan mesosfir. Sedangkan berdasarkan letaknya inti bumi dibedakan menjadi inti bumi bagian luar (terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900℃) dan inti bumi bagian dalam (terdiri atas besi dan nikel berbentuk padat dengan suhu mencapai 4800℃).

LAPISAN DAN PERUBAHAN ATMOSFIR PERMUKAAN BUMI

Atmosfer
Atmosfer (yunani: atmos = uap + sphaira = bulatan) adalah lapisan gas yang menyelimuti planet termaksud bumi. Atmosfer penting bagi kehidupan manusia karena gas ini melindungi kehidupan dari ancaman radiasi matahari kuat pada siang hari dan mencegah bumi kehilangan panas pada saat malam hari. Atmosfer menyebabkan gesekan sehingga meteor yang jatuh akan panas dan hancur sebelum sampai kebumi. Atmosfer terdiri atas nitrogen (78,17%),oksigen (20,97%), argon (0,9%), karbondioksida (0,0357%), uap air, dan gas lainnya. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. Tidak ada batas pasti antara atmosfer dengan luar angkasa.

Evolusi Atmosfer
Awalnya atmosfer mengandung CO2 yang sangat tinggi karena efek rumah kaca mengakibatkan bumi menjadi panas. Saat itu O2 belum terbentuk dan lapisan ozonosfer di strtosfer belum ada sehingga sinar UV matahari mencapai permukaan bumi dengan intensitas yang sangat tinggi, kondisi ini tidak memungkinkan adanya kehidupan, kecuali pada perairan dalam.
Sekitar 3,5 milyar tahun yang lalu muncullah makhluk berklorofil yang memungkinkan terjadinya fotosintesis, sehingga kadar karbon pada atmosfer semakin berkurang dan kadar oksigen semakin meningkat. Melalui proses fotokimia dan energy matahari, maka lapisan ozonosfer di strotosfer pun dimulai, sehingga suhu permukaan bumi menurun dan membuat makhluk hidup diair dapat berevolusi kedaratan.
Lapisan atmosfer
Lapisan atmosfer terdiri dari troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer dan eksosfer.
- Troposfer : merupakan lapisan terendah dan paling tipis (kurang lebih 15 km dari permukaan tanah). Dapat melindungi bumi dari radiasi yang dipancarkan benda langit lain. Hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu, angin, tekanan dan kelembapan terjadi disana. Terendah yang paling hangat dan semakin tinggi maka suhu akan berkurang.

- Stratosfer : pada lapisan bawah suhu dingin stratosfer yaitu sekitar 70℉ dengan angin yang sangat kencang dengan pola tertentu. Awan tinggi jenis cirrus kadang terjadi, namun tidak ada pola cuaca yang terjadi disana. Semakin keatas, suhu semakin naik karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang berfungsi menyerap sinar radiasi UV. Suhunya mencapai 18℃ diketinggian 40 km.

- Mesosfer : suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah menjadi 143℃ diketinggian 81 km diatas permukaan bumi. Suhu ini memungkinkan terjadi awan noctilucent yang terbentuk dari Kristal es.

- Termosfer : suhu sangat tinggi yaitu 1982℃ diketinggian 81 km. hal ini karena serapan radiasi UV yang menyebabkan reaksi kimia yang membentuk lapisan bermuatan listrik (ionesfer) dan dapat memantulkan gelombang radio.

- Eksosfer : terjadi pantulan cahaya matahari (cahaya zodiacal) oleh partikel debu meteoritic. 

IKLIM DAN CUACA
              Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relative sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terjadi di troposfer, yaitu lapisan atmosfer yang paling tipis dan paling rendah yang terdiri atas uap air dan udara yang sangat padat. Ilmu yang mempelajari tentang cuaca disebut Meteorologi. Tiga unsur utama cuaca yaitu  matahari, angina dan air. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidiknya dilakukan dalam waktu yang lama (min 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi. Iklim dapat terbentuk karena adanya :

1.   Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari dan tahunan
2. Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya penyerapan panas matahari oleh bumi sehingga besar pengauhnya terhadap kehidupan dibumi.

Beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu wilayah yaitu :

1. Suhu atau temperature udara
Suhu atau temperature udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu adalah thermometer. Biasanya pengukuran suhu udara dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). 

2. Tekanan udara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari lapisan udara. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, maka tekanan udaranya makin rendah. Hal ini karena berkurangnya udara yang menekan. Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer yang dinyatakan dengan milibar (mb). Ada 3 jenis barometer yang bias digunakan, yaitu : 
- Barometer air raksa, menggunakan skala millimeter air raksa (mm Hg). Diciptakan oleh Torriceli (1643)
- Arometer Aneroid, menggunakan skala milibar (mb)
- Barograf, barometer otomatis dengan skala milibar (mb)

3. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi kedaerah bertekanan udara rendah. Berikut ini hal-hal mengenai angin :
Kecepatan angin : ditentukan beberapa factor yaitu besar kecilnya gradient barometik, relief permukaan bumi, ada tidaknya tumbuh-tumbuhan dan tinggi permukaan tanah.
Kekuatan angin : ditentukan oleh kecepatannya. Semakin cepat maka semakin besar kekuatan anginnya.
Arah angin : Menurut ahli meteorology bernama Buys Ballot, udara mengalir dari daerah maksimum ke daerah minimum. Dibelah bumi utara, angina berbelok kekanan, dan belahan bumi selatan berbelok kekiri. Pembelokan ini karena adanya rotasi bumi dari barat ketimur dan karena bumi bulat.
GEMPA BUMI
Penyebab gempa bumi ialah karena adanya gerakan tektonik sepanjang sesar, atau retakkan dikerak bumi. Dalam gerakan itu suatu daerah kerak bumi yang terdapat disepanjang sisi sesar bergerak melewati daerah sisi yang lain. Teori lain mengatakan, batuan baru dari kerak bumi terus-menerus terjadi. Materi batuan berasal dari bagian bumi yang sangat dalam dan muncul sepanjang punggung-punggung bukit asar laut. Karena materi ini muncul disepanjang bukit ditengah samudra, hal itu menyebabkan bukit itu terbelah-belah jauh. Fenomena ini dikenal sebagai pelebaran dasar laut. Alat yang dapat mencatat getaran dan tempat bumi disebut “seismograf”. Untuk mencatat dengan baik getaran tanah akibat gempa bumi dibutuhkan 3 seismograf yaitu sebuah seismograf vertical dan 2 buah seismograf horizontal.
          Sebuah seismograf pada dasarnya adalah suatu bandul. Cara kerjanya berdasarkan prinsip bahwa karena kelembamanya dan ketahannya terhadap perubahan geraka, maka massa berat pada ujung bandul akan tetap diam ketika tanah bergerak kebawah, sebuah pen pencatat yang diikatkan pada pemberat bandul itu, mengikuti jejak getaran diatas kertas yang bergerak bersama tanah. Sebagai akibatnya pen akan menggambar suatu garis yang tak putus-putus diatas kertas.


Kamis, 29 September 2016

JARINGAN KOLENKIM

A. PENGERTIAN JARINGAN KOLENKIM
Kolenkim  merupakan  jaringan  penguat/mekanik  dalam  tumbuhan.  Kolenkim  terbentuk dari  sel-sel  memanjang  yang  menyerupai  sel  prokambium  dan  berkembang  dalam stadium awal promeristem. Kolenkim berasal dari meristem dan dari parenkim. Biasanya jaringan  ini  sebagai  penguat  pada  tumbuhan  yang  muda  dan  sedang  tumbuh  dan  pada tumbuhan basah. Dinding sel kolenkim terdiri atas selulosa, sejumlah besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak mengandung lignin. Senyawa pektinnya bersifat hidrofil sehingga dinding kolenkim banyak mengandung air. Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, bagian bunga dan buah, biasanya  terletak dibawah epidermis. Pada  batang, kolenkim  bisa  membentuk  silinder penuh atau tersusun dalam berkas-berkas yang memanjang sejajar sumbu batang (Gambar 1). Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat pula sepanjang tepi daun. Pada akar yang  terkena sinar  matahari  juga  dapat  dijumpai  adanya  kolenkim. Sementara pada  kebanyakan tumbuhan  Monocotyledoneae  tidak dapat dijumpai adanya kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tumbuhan masih muda.Jaringan ini merupakan sel hidup, bersifat plastis dan dapat meregang secara permanen. Bentuk sel sesuai asal, panjang berasal dari meristem dan pendek berasal dari parenkim dengan  ukuran  sel bervariasi.  Dinding  primer  berlapis-lapis,  bergantian  antara  lapisan berpektin banyak  dengan selulosa  sedikit  dan  pektin  sedikit  dengan  selulosa  banyak, dapat juga berlignin dan berubah menjadi sklerenkim. Dan dindingnya memiliki penebalan tidak merata. 


B.CIRI – CIRI JARINGAN KOLENKIM
Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Sel-selnya hidup dengan protoplasma aktif, bentuk sel sedikit memanjang 
  2. Umumnya memiliki dinding dengan penebalan tidak teratur 
  3. Tidak memiliki dinding sel sekunder tetapi memiliki dinding primer  yang lebih tebal daripada sel-sel parenkim 
  4. Bentuknya lunak, lentur dan tidak berlignin. 
  5. Isi  sel  dapat  mengandung  kloroplas.  Semakin  sederhana  diferensiasinya semakin  banyak kloroplasnya, sehingga menyerupai parenkim, juga dapat mengandung tanin.
  6. Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin

C.LETAK JARINGAN KOLENKIM
Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, bagian bunga dan buah, biasanya  terletak  dibawah  epidermis.  Pada  batang,   kolenkim  bisa  membentuk  silinder penuh atau tersusun dalam berkas-berkas yang memanjang sejajar sumbu batang (Gambar 1). Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat pula sepanjang tepi daun. Pada akar  yang  terkena sinar  matahari  juga  dapat  dijumpai  adanya  kolenkim. Sementara pada kebanyakan  tumbuhan  Monocotyledoneae  tidak dapat dijumpai adanya kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tumbuhan masih muda.

D.STRUKTUR DAN BENTUK SEL KOLENKIM
Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam. Sel dapat berupa prisma pendek atau bisa pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun antara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk peralihan.

Gambar 2. Sel kolenkim

Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang seling, kaya akan selulosa dengan sedikit pektin. Air dalam seluruh dinding sel kurang lebih 67%. Roelofsen (1959) menyatakan bahwa di dalam Petasites, dinding sel kolenkim berisi 45% pektin, 35% hemiselulosa, dan 20% selulosa. Dinding sel kolenkim Petasites ini terdiri atas 7-20 lamela yang bergantian/berseling antara lamela yang mengandung banyak seluosa dan lamela yang mengandung sedikit selulosa. Semakin mendekati lumen sel, selulosanya semakin banyak

E.FUNGSI SEL KOLENKIM
Sel Kolenkim memberikan dukungan struktural. Terutama, mereka melayani bagian tumbuh tanaman, seperti tunas dan daun. Tanaman yang terkena berbagai macam tantangan struktural dan mereka mampu bertahan dari hal-hal seperti hujan lebat, hujan angin, dan tekanan lain karena komposisi selular mereka. Sel Kolenkim berfungsi untuk memberikan dukungan dan mengisi ruang kosong yang akan digunakan untuk pertumbuhan selanjutnya. Sel Kolenkim memiliki dinding sel yang menebal yang memungkinkan mereka untuk memberikan dukungan tambahan ke daerah-daerah di mana mereka ditemukan. Jika tidak ada sel kolenkim, kebanyakan tanaman akan mengalami kerusakan ketika mereka ditiup oleh angin atau ditumbuk oleh hujan karena mereka akan terlalu rapuh. Sel-sel kolenkim melindungi tanaman dengan melayani sebagai kerangka bagian dalam, sangat mirip yang tulang lakukan bagi manusia dan hewan lainnya.

F.TIPE – TIPE KOLENKIM
Berdasarkan tipe – tipe penebalan dindingnya, kolenkim dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :

  • Kolenkim  angular  (kolenkim  sudut)

Penebalan  dinding  terdapat  pada  sudut  sel  dan memanjang mengikuti sumbu sel. Contohnya pada tangkai daun  Vitis sp,  Begonia sp, Solanum tuberosum dan Atropa belladonna.

Gambar 3. Kolenkim tipe angular pada batang Cucurbita sp

  • Kolenkim lamelar (kolenkim lempeng)

Penebalan dinding sel terutama pada dinding tangensial  (sejajar  permukaan  organ)  sehingga  pada irisan  melintang  terlihat  seperti papan  yang  berderet-deret.  Contonhya  pada  korteks  batang Sembucus  javanica dan Sambucus nigra
Gambar 4. Kolenkim tipe lamellar pada batang Sambucus sp

  • Kolenkim tubular (lakunar)

Penebalan dinding sel terdapat pada bagian dinding sel yang  menghadap  ruang  antar  sel. Contohnya  pada  tangkai  daun  Salvia,  Malva dan Althaea.

  • Kolenkim cincin

pada  penampang  lintang  lumen  sel  berbentuk  lingkaran  atau seperti lingkaran. Pada waktu menjelang dewasa terlihat bahwakarena pada tipe sudut penebalan bersambungan pada dinding sel maka lumen tidak menyudut lagi. Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma. Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.

G.STRUKTUR KOLENKIM SEHUBUNGAN DENGAN FUNGSI
Kolenkim tampaknya beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh.Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk berkembang, namun penebalan itu bersifat plastis dan mampu meluas. Sebab itu, penebalannya tidak menghalangi pemanjangan batang atau daun. Pada perkembangan selanjutnya, kolenkim dapat tetap bertahan sebagai jaringan penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan pada batang beberapa tumbuhan basah) jika bagian organ tempat kolenkim berada tidak membentuk sklerenkim. Dalam bagian tanaman yang sedang berkembang dan terdedah kepada tekanan mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada ranting), maka penebalan dinding terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih awal serta dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan bagian tanaman yang tidak terpengaruh tekanan seperti itu.
            Kolenkim dewasa merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel panjang yang saling timpa (dapat mencapai panjang sampai 2 mm) dengan dinding tebal tidak berlignin. Pada tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras atau berlignin serta berubah menjadi sel sklerenkim.





















KALIBRASI TERMOMETER

  • Definisi Kalibrasi
Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubunganantara nilai yang ditunjukkan oleh instrument ukur atau sistem pengukuran , atau nilaiyang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalahkegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur danbahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang sudah memenuhistandar nasional maupun internasional.
  • Tujuan dan Manfaat Kalibrasi
Tujuan Kalibrasi adalah :
  1. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupuninternasional.
  2. Untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapatdikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasionaldan internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.
Sedangkan manfaat dari kalibrasi adalah sebagai berikut:
  1. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai denganspesifikasinya.
  2. Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industry pada peralatanlaboratorium dan produksi yang dimiliki
  • Metode Kalibrasi.
  1. Metode standar yang dipublikasikan secara nasional, regional, atau internasional : Laboratorium menjamin bahwa standar yang digunakan adalah edisi mutakhir yangberlaku. Bila perlu standar harus dilengkapi dengan rincian tambahan untuk menjaminpenerapan yang konsisten. Penggunaan standar nasional, regional, atau internasional yangberisi informasi yang cukup dan ringkas untuk melakukan pengujian dan tidak perlu ditambah atau ditulis ulang sebagaimana prosedur internal, sehingga dapat digunakanoleh analisis yang bersangkutan. Selain itu, saat penerapan terkadang diperlukandokumen tambahan untuk langkah-langkah yang lebih detail dalam rincian tahapanmetode. Contoh metode yang dipublikasikan oleh badan standar nasional atauinternasional seperti SNI,ISO,ASTM, dll
  2. Metode terpublikasi : Metode terpublikasi adalah metode yang dikembangkan oleh ilmuwan atau engineersecara individu dan dipublikasikan oleh organisasi teknis yang mempunyai reputasi, ataudari teks, atau jurnal yang relevan, atau dari spesifikasi pabrik pembuat peralatan.Penggunaan metode terpublikasi di laboratorium harus divalidasi terlebih dahulu.
  3. Metode yang dikembangkan sendiri oleh laboratorium : Penggunaan metode yang dikembangkan oleh laboratorium harus merupakankegiatan yang terencana dan harus ditugaskan kepada personel yang ahli. Rencana harusdimutakhirkan saat pengembangan mulai dilakukan dan harus dipastikan adanyakomunikasi yang efektif diantara semua personel yang terlibat. Apabila diperlukanmetode yang tidak dicakup oleh metode buku, hal ini harus mendapat persetujuan danharus mencakup spesifikasi yang jelas.
  • Kalibrasi Termometer
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer Gelas merupakan alat ukur temperature berupa tabung kaca berongga yang tertutup dan berisi cairan tertentu, ditinjau dari bagian-bagiannya, paling tidak ada 3 bagian utama dari termometer ini yaitu:
  1. Bulb : Merupakan tabung gelas tipis yang terdapat pada bagian bawah thermometer
  2. Cairan :Dapat berupa etanol, pentana, dan yang paling lazim adalah merkuri
  3. Steem : Merupakan lubang kaliper dimana tempat cairan akan memuai jika temperature meningkat.
  4. Markings  : Atau yang disebut denga skala. Termometer ini banyak digunakan karena berbagai pertimbangan seperti, harganya yang murah, dapat langsung digunakan atau tidak memerlukan adanya alat bantu, tidak terpengaruh dengan inferferensi tegangan listrik, konduktivitas yang rendah, dll. Namun dibalik beberapa keuntungan tersebut termometer gelas ini juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu mudah pencah, merkuri juga dapat mengkontaminasi, pada saat pengukuran / pengambilan data ada kemungkinan timbul kesalahan paralak, dan masalah yang paling unik adalah ketika kita ingin melakukan kalibrasi ulang terhadap alat ini, harga kalibrasi terkadang lebih mahal dibandingkan dengan harga unit alatnya, dan ini terkadang menjadi pertanyaan atasan kita.
Berikut ini adalah gejala-gejala dimana termometer gelas kita mengalami kerusakan dan harus benar kita perhatikan :
  1. Merkuri putus
  2. adanya benda asing di rongga caliper
  3. Kerusakan pada caliper
Untuk menghindari adanya kerusakan tersebut maka disarankan pada saat penyimpanan kita menhindari hal-hal berikut ini :
  1. Masukkan termometer gelas ke dalam tempatnya yang menyerupai pipa plastik, hal ini untuk menghindari benturan dengan benda lain yang mungkin menyebabkan pecah atau patah.
  2. Letakkan pada posisi honrizontal dan hindari bebar dan tekanan pada bulb.
  3. Hindari getaran dan cegah supaya tidak menggelinding.
  4. Untuk termometer organik, cegah adanya paparan dari sumber cahaya yang menyebabkan kualitas cairan menurun
Termometer Merkuri adalah jenis termometer yang sering digunakan oleh masyarakat awam. Merkuri digunakan pada alat ukur suhu termometer karena koefisien muainya bisa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama.
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan Merkuri di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah Skala Celcius dengan poin 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih. 
Termometer Merkuri pertama kali dibuat oleh Daniel G. Fahrenheit. Peralatan sensor panas ini menggunakan bahan Merkuri dan pipa kaca dengan skala Celsius dan Fahrenheit untuk mengukur suhu. Pada tahun 1742 Anders Celsius mempublikasikan sebuah buku berjudul “Penemuan Skala Temperatur Celsius” yang diantara isinya menjelaskan metoda kalibrasi alat termometer seperti dibawah ini:
  1. Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku air.
  2. Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
  3. Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.
Sampai saat ini tiga poin kalibrasi diatas masih digunakan untuk mencari rata-rata skala Celsius pada Termometer Merkuri. Poin-poin tersebut tidak dapat dijadikan metoda kalibrasi yang akurat karena titik didih dan titik beku air berbeda-beda seiring beda tekanan.
Cara Kerja :
  1. sebelum terjadi perubahan suhu, volume Merkuri berada pada kondisi awal.
  2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon Merkuri dengan perubahan volume.
  3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu menurun.
  4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.